Dimulai dari diputarnya lagu-lagu Karlheinze Stockhausen dan tergilincir di alunan nada The Sister. Kita mengangkat kekrispatian Indonesia dalam merangkul Andika Kangen band menuju lubang hitam dunia selebrita yang multifungsional. Begitu juga keyakinan kepada silet yang mendapat teguran keras dari ustad Jefry yang pulang menuju jalan keabadian.
Di sebelah kanan kami berbaring kamus Perancis-Indonesia yang lusuh ditumpangi segelas kopi Robusta dalam gelas brandy. Di sebelah kiri kami, Carmila putih terjebak dalam dinding dinding Manohara. Kisah Mahabrata yang kalah bersaing dengan Ram Punjabi yang mulai tekun beribadah setiap hari Juma’at. Kisah Arjuna yang tersesat dalam tapa di layar kaca, digoda Luna bidadari Maya yang mulai disudutkan posisinya dalam layar kaca.
Ketika tiba-tiba Nazriel Ilham bin Tifatul Sembiring yang saat ini menjabat sebagai Menteri Komunikasi berusaha memblokir situs-situs porno yang avant garde, kami tetap setia mempornokan Indonesia sebagai negara tanpa komunikasi. Kami menganggap segala aspek ke-AhmadDhanian-an adalah republik kesetian tentang cinta yang menyesatkan. Kami hanya peduli kepada Audy yang menangis semalam.
Kami adalah majalah Cenat-cenut yang berusaha menikmati pagi bersama Farah Quinn. Ibu cantik yang pinter memasak. Sosok yang sempurna sebagai seorang istri. Ini pula yang menyebabkan Rudy Choeruddin diam-diam memutuskan untuk membela kaumnya dengan menjadi sastrawan dan fotografer wedding.
Cukup! Semua itu sudah cukup bagi kami. Semua itu hanya fiktif belaka. Setiap adegan diperankan oleh model. Bila terjadi kesamaan nama tempat dan alur cerita, itu semua di luar kesengajaan art director kami.
Kami berbaring di sisi gelap bulan yang sempurna. Kesempurnaan kultural yang meningkatkan dan menciptakan derajat persamaan ekspektasi, persepsi, argumentasi, narasi, dan ejakulasi. Terdengar lucu. Karena memang bukan seperti itulah kami, walau kami hidup bersamanya.
Kami adalah sejenis narkotika yang membuat isu tentang planet Nibiru yang perlahan mendekati Bumi. Menemani Alien-alien yang menyendiri di planetnya sendiri: Bumi kita tercinta. subAlien-culture memilih satu kemungkinan untuk ikut andil dalam kemajuan dan kebebasan utopia yang kosong.
----------
Makanya...
Are we the true alien?
EDITORIAL AND CREATIVE DIRECTOR YANDRE MEDISA K.
SENIOR EDITOR LUTFI DANANJAYA
PHOTO EDITOR TRISUNU HIKMAH
ASSOCIATE EDITOR ARIF HIDAYAH
PHOTO EDITOR TRISUNU HIKMAH
ASSOCIATE EDITOR ARIF HIDAYAH
PHOTOGRAPHER ADI BIJAKSANA
WRITER EKA SATRIA
LAYOUT AND DESIGNER ARIEF KURNIAWAN N.
LAYOUT AND DESIGNER ARIEF KURNIAWAN N.
EVENTS DIRECTOR NURUL KHOMSI
ACCOUNTS MANAGER R.R. CINDY RAMADHANIA
PUBLIC RELATION TANDIA B. PERMADI
We’re just a common dude, a new name in generations who wants to survive without a system, at least in their MAGAZINE&ZINE. Our maka! is the place where we write what we need to in lots of different way. We make visual comments and interpretations in every pop-cultural subject on stage of world culture. A renaissance of relief as results, we create and recommend our own Alien sub-Culture led by the idea to escape from the uniformity of the official advertising campaigns. The subAlien-Culture that we like in our unique way to be the true “Imam”, at least to be part of our cultural journeys.
Contact:Tandia B. Permadi : +62856 2206 395
Yandre Medisa K. : +62857 2030 9088
Bob : +62857 2288 9333
Bob : +62857 2288 9333
Email :
redaksi.maka.zine@gmail.com
