http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/

5/28/11

maka! #5


maka! #5, We (Al)ready Die and We Are Fucking Angry - Photo Issue

5/26/11

DISKUSI BUKU & FILM


 

Dinas Pendidikan Pelatihan Bahasa, Riset dan Teknologi Wahana Wyata Praja IPDN, Penerbit Gramedia, Komunitas LayarKita dan Perpustakaan Batu Api kerja bareng mengadakan diskusi buku berjudul CERITALAH INDONESIA (ditulis oleh Karim Raslan). KARIM RASLAN adalah penulis terpenting Malaysia saat ini yang banyak menulis cerpen dan esei menarik dan simpatik tentang negerinya dan negeri kita - Indonesia. Beliau akan berbicara berdampingan bersama Prof. Dr. Sadu Wasistiono Ms. dari IPDN, pada hari Sabtu 28 Mei 2011 mulai pukul 10.00 di Balairung Jendral Rudini Kampus IPDN Jatinangor-Sumedang. Dalam bincang-bincang tidak serius tetapi perlu dan menarik tersebut akan disampaikan banyak hal menarik mengenai hubungan kedua negara, tentang Gus Dur, Ambalat, perbedaan melihat sejarah, dll. Terkait dengan acara di atas, acara akan berlanjut dengan pemutaran dan diskusi film THE STORY OF QIU JU (1992) pada pukul 13.00 - selesai. Film yang memotret dan menilai birokrasi dengan cara yang unik ini akan dibahas oleh RONNY P. TJANDRA & E. PYE SIREGAR. Gratis, terbuka untuk umum dan banyak doorprize dari Penerbit Gramedia, Kanisius, Museum Asia-Afrika, Jive Collection!!!

Media Partner

5/25/11

Bincang-bincang Perihal Buku dan Film; Sejarah Anak Muda RETRO, OLD SCHOOL 1970an


 

Himpunan Mahasiswa Jurusan Aqidah Filsafat UIN Sunan Gunung Djati, Penerbit Gramedia, Komunitas LayarKita dan Perpustakaan Batu Api kerja bareng mengadakan acara tidak biasa, yakni Obrolan membahas buku berjudul BLUES MERBABU  (karya Gitanyali-nama samaran) bersama Remy Sylado dan Bambang Q. Anees, Kamis 26 Mei 1011 mulai pukul 14.00 di Aula UIN Sunan Gunung Djati – Cibiru Bandung. Dalam bincang-bincang menarik tersebut akan dibahas terutama berkaitan dengan setting novel tersebut yakni gaya hidup remaja di tahun 1970an (gaya hidup bohemian, ugal-ugalan, freesex, keterkaitan dengan rock n’roll, dsb.) dalam semangat zaman yang penuh dinamika serta dikisahkan oleh seorang pelaku sejarah langsung yang banyak terlibat dalam pergulatan kegiatan dan pengusung gerakan kultur pop di tahun-tahun tersebut: REMY SYLADO. Terkait dengan acara di atas, acara akan berlanjut dengan pemutaran dan diskusi film ALI TOPAN ANAK JALANAN (1977) pada pukul 19.00 - selesai. Film terlaris tahun 1970an ini akan dibahas oleh JON KASTELLA, FIDEL ADHYANTA & ROSIHAN FAHMI. Tema yang diangkat di sini adalah : SEBRENGSEK APA REMAJA DI TAHUN 1970AN? Gratis, terbuka untuk umum dan banyak doorprize dari Penerbit Gramedia, Kanisius, Museum Asia-Afrika, Jive Collection dan (audio) musik popular Indonesia (Blues_Rock) yang langka era 1970an dari Perpustakaan Batu Api.

Media Partner


5/21/11

Diskusi Jurnalisme Musik JAKARTABEAT.NET, Kerja Bareng KMF dan Perpustakaan Batu Api, Kamis 19 Mei 2011 di Gedung 2 lantai 3 Kampus Fikom Unpad

On a balmy happy afternoon...
Dia memberikan sebuah pukulan bergairah di pantatku. Ada apa ini? aku, binatang pra-sejarah yang hidup di zaman ultramodern, yang lehernya panjang, matanya mungil, telinganya juga berupa lubang berlendir, kecil, tak mempunyai kelengkapan tekhnologi untuk menangkap frekuensi suara terkecuali yang datang dari nyanyian para betinanya di musim kawin.


“Jurnalisme musik harus membekali dirinya dengan teori-teori kritik, teori-teori sosial. Musik tanpa kritik itu iklan! Yang terpenting adalah perspektif kita dalam menganalisis suatu konteks sosial. Kita harus banyak baca-bacaan berat untuk dapat membaca musik sebagai teks kajian budaya. Semua kajian budaya itu dapat dianalisis jika kita punya perspektif, punya bacaan”, kecam salah seorang pembicara diskusi Jurnalisme Musik di kampus Fikom, Unpad Jatinangor, pada tanggal 19 Mei 2011.
Let me guess... You have been reading Baudrillard? atau Yasraf?
How you can say that? What about me, a melophobia due to my neuro-physiological condition. A Melophobia, a fear of all the compact-disc prices, downloading overcompression music files and sharing it quite fast... All the illegal files that pirating music.
Aku bermata mungil, mata mungil yang hanya bisa memfokuskan diri pada sedikit kajian daun budaya yang aku suka saja hijau getahnya. Sama sekali tidak sesuai dengan yang disebutkan pembicara di atas dipercayai bisa membuat mata spesiesku melek menelisik rimbunan kajian milyaran dedaunan budaya hutan musik kreatif dunia.
You just looks like the coolest protectionist dude who gives a lesson to be an character analyst in grand education system.
Aku juga bertelinga mungil, semakin berlendir saat aku bisa mendengar anak muda mana yang tidak terlalu memperhatikan namun sangat tega memberi lekukan dalam rabaan kasarnya pada politik budaya. Leherku yang lentur dan panjang menolak bahkan terus berevolusi untuk menutup dirinya dalam ortodoksi.
- I think, it just your excitement abyss. You just can't deny a vast pyramid scheme near in the corner.
Penilaian akan kreativitas dalam musik sangat diserahkannya pada perspektif pengarang-pengarang perspektif cultural studies keren abiss.
- It’s good to be more relax, my friend.
Crisis averted... 
 

Deu Galih menyerang balik semua pemikiran elitis dengan ketengilannya. Dia adalah seorang musisi yang mengkonfirmasi bahwa musik itu terus membangun tumpukan-tumpukan perubahan; penambahan informasi-informasi, perbedaan-perbedaan kontras, hanya atas dasar kesenangan. Mereka terus bergerak cepat. You can’t catch-up!
Ray Charles yang gusar ditanyai tentang bagaimana meletakkan diri dan karya-karya musikalitasnya berdasarkan etiket para kritikus dan peng-review musik pun, kembali tenang...
Video concert Talking Heads 1984 menutup sesi pertama acara kerja bareng KMF Unpad bersama Perpustakaan Batu Api dengan sempurna, walaupun tanpa banyak perhatian audiens padanya. Once again... How can I give a short guide to reader and writer’s to reading and writing about music?
Semangat untuk menggambarkan satu persatu dan kemudian menamai kemampuan musikalitas, berakhir. Obviously, its because DEU GALIH and ‘STOP MAKING SENSE by TALKING HEADS 1984” broke the spell (Thanks to Batu Api, that movie really moves me. It can still bring most of my eclectic favorites moves into one excellent performance). It should be the final frontier for the misused of music criticism.

 
At the end, music is still about a strong personality and it was a good afternoon.
(Next Perpustakaan Batu Api Event, Kamis 26 Mei 2011, jam 14.00 di Aula UIN SGD Cibiru, Bandung; sepertinya berbentuk diskusi lagi, “Gaya hidup Bohemian, ugal-uagalan, kultur pop, freesex dan semangat zaman 70an seperti yang tergambar dalam novel Sastra Indonesia terheboh, BLUES MERBABU (Gitanyali) yang akan diungkap oleh sang maestro REMY SYLADO secara blak-blakan. [YM]

5/18/11

maka! NEXT ISSUE


Sekarang nasib Langit dan Bumi sudah ditetapkan;
Parit dan saluran sudah mendapatkan aliran yang benar;
Tepian Tigris dan Eufrat sudah mendapatkan bentuknya;
Apa lagi yang akan kita lakukan?
Apa lagi yang akan kita ciptakan?

Oh Anunaki, dewa langit yang Agung, apa lagi yang akan kita lakukan?

___ Cerita Assyria, 800 SM ___

Ada banyak lembah di pegunungan otak, lipatan-lipatan yang meningkatkan luas permukaan Cerebral Cortex untuk penyimpanan informasi dalam tengkorak yang ukurannya terbatas. Neurokimia otak sangatlah sibuk, rangkaian mesin yang jauh lebih ajaib dari yang pernah diciptakan manusia. tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kegiatan itu tidak lebih dari pada 10 kuadrat 14 hubungan-hubungan neuron yang membangun arsitektur kesadaran yang indah. Dunia pemikiran secara garis besar terbagi menjadi dua bagian. Bagian kanan Cerebral Cortex berfungsi dalam hal pengenalan pola, intuisi, kepekaan, dan wawasan kereatif. Belahan otak kiri berhubungan dengan pemikiran analitis, rasional, dan kritis. Kedua hal ini adalah kekuatan ganda, dua pokok berlawanan yang menicirikan pemikiran manusia.
Secara bersama-sama kedua bagian ini memberikan cara untuk memperoleh gagasan dan menguji kesahihannya. Dialog yang berlangsung terus-menerus berlangsung di antara dua belahan ini dihubungkan oleh seberkas urat syaraf yaitu Corpus Callosum. Corpus Callosum adalah jembatan antara kreativitas dan analisis, dua hal yang amat penting dalam memahami dunia.     

____ Carl Sagan_____

Belum ada yang mampu memprediksikan sejauh mana efeknya bila jembatan urat syaraf -Corpus Callosum-, penghubung dua buah dunia hingga mencirikan cara otak manusia bekerja tiba-tiba terputus. Masih adakah pola yang berjalan sesuai dengan skema antara kedua fungsi analisis dan intuitif pada otak manusia? Cerebral Cortex menangkap semua persepsi inderawi dunia di luar diri manusia sebagai semesta penuh nama dan simbol-simbol imagis. 

Menatap langit bukan lagi sebagai langit, mendengarkan aliran sungai bukan lagi sebagai aliran sungai, memandangi pepohonan bukan lagi sebagai pepohon, bahkan ketika berkaca memandangi diri sendiri bukan lagi sebagai diri sendiri. Pola yang acak melahirkan dimensi yang terkesan buram antara kerja rasional otak kiri dan intuisi pada otak kanan. Bahkan mungkin bisa melahirkan pola yang baru dari terputusnya sebuah jembatan penghubung yang terdiri dari jutaan serabut-serabut syaraf Corpus Callosum di dalam kepala. Bila sudah seperti ini terpejamlah dunia persepsi yang penuh lautan simbol konvensional yang dahulunya dikenal dalam batasan penamaan material.

Selamat datang dimensi takterduga, mungkin dahulunya kita pernah saling bertegur sapa. Entah di dalam rahim ibu, entah pula ketika berada di surga. Tidak ada lagi rahasia antara kita berdua, karena mungkin kita berasal dari Dzat Yang Sama. [Redaksi maka! Zine]