http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/

5/18/11

maka! NEXT ISSUE


Sekarang nasib Langit dan Bumi sudah ditetapkan;
Parit dan saluran sudah mendapatkan aliran yang benar;
Tepian Tigris dan Eufrat sudah mendapatkan bentuknya;
Apa lagi yang akan kita lakukan?
Apa lagi yang akan kita ciptakan?

Oh Anunaki, dewa langit yang Agung, apa lagi yang akan kita lakukan?

___ Cerita Assyria, 800 SM ___

Ada banyak lembah di pegunungan otak, lipatan-lipatan yang meningkatkan luas permukaan Cerebral Cortex untuk penyimpanan informasi dalam tengkorak yang ukurannya terbatas. Neurokimia otak sangatlah sibuk, rangkaian mesin yang jauh lebih ajaib dari yang pernah diciptakan manusia. tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kegiatan itu tidak lebih dari pada 10 kuadrat 14 hubungan-hubungan neuron yang membangun arsitektur kesadaran yang indah. Dunia pemikiran secara garis besar terbagi menjadi dua bagian. Bagian kanan Cerebral Cortex berfungsi dalam hal pengenalan pola, intuisi, kepekaan, dan wawasan kereatif. Belahan otak kiri berhubungan dengan pemikiran analitis, rasional, dan kritis. Kedua hal ini adalah kekuatan ganda, dua pokok berlawanan yang menicirikan pemikiran manusia.
Secara bersama-sama kedua bagian ini memberikan cara untuk memperoleh gagasan dan menguji kesahihannya. Dialog yang berlangsung terus-menerus berlangsung di antara dua belahan ini dihubungkan oleh seberkas urat syaraf yaitu Corpus Callosum. Corpus Callosum adalah jembatan antara kreativitas dan analisis, dua hal yang amat penting dalam memahami dunia.     

____ Carl Sagan_____

Belum ada yang mampu memprediksikan sejauh mana efeknya bila jembatan urat syaraf -Corpus Callosum-, penghubung dua buah dunia hingga mencirikan cara otak manusia bekerja tiba-tiba terputus. Masih adakah pola yang berjalan sesuai dengan skema antara kedua fungsi analisis dan intuitif pada otak manusia? Cerebral Cortex menangkap semua persepsi inderawi dunia di luar diri manusia sebagai semesta penuh nama dan simbol-simbol imagis. 

Menatap langit bukan lagi sebagai langit, mendengarkan aliran sungai bukan lagi sebagai aliran sungai, memandangi pepohonan bukan lagi sebagai pepohon, bahkan ketika berkaca memandangi diri sendiri bukan lagi sebagai diri sendiri. Pola yang acak melahirkan dimensi yang terkesan buram antara kerja rasional otak kiri dan intuisi pada otak kanan. Bahkan mungkin bisa melahirkan pola yang baru dari terputusnya sebuah jembatan penghubung yang terdiri dari jutaan serabut-serabut syaraf Corpus Callosum di dalam kepala. Bila sudah seperti ini terpejamlah dunia persepsi yang penuh lautan simbol konvensional yang dahulunya dikenal dalam batasan penamaan material.

Selamat datang dimensi takterduga, mungkin dahulunya kita pernah saling bertegur sapa. Entah di dalam rahim ibu, entah pula ketika berada di surga. Tidak ada lagi rahasia antara kita berdua, karena mungkin kita berasal dari Dzat Yang Sama. [Redaksi maka! Zine]

No comments:

Post a Comment