http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/

4/2/10

Maka.zine Launching



Edisi pertama Maka.zine telah rampung, tepat bersamaan dengan bergulirnya tahun yang baru. Lalu apa lagi? Tentunya peluncuran Maka.zine yang menjadi agenda terdekatnya.
Selain pematangan konsep launching yang membutuhkan proses yang tidak sebentar, di awal bulan pertama tim redaksi dan marketing Maka.zine terbentur dengan pergerakan pemasaran yang melibatkan banyak distributor di luar kota dan propinsi (Jawa Barat). Sampai akhirnya situs resmi Maka.zine rampung, beberapa kawan (kampus, komunitas, serta Zine lokal) di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali merespon dengan positif dan apresiatif untuk bekerjasama dalam hal publikasi dan kontribusi menyambut kelahiran majalah yang masih baru dan segar ini.
                Meski launching Maka.zine tidak meluncur berbarengan dengan kelahirannya di awal tahun, tapi acara yang diselenggarakan tanggal 17 Februari ini masih relevan untuk dijadikan sebagai ajang pengenalan majalah kepada khalayak luas. Dikatakan masih relevan karena bulan Februari masih berada dalam ranah edisi perdana Maka.zine yang tayangnya 2 bulan sekali.
                Launching kali ini diselenggarakan bekerja sama dengan kerabat Maka.zine, MMS (Masyarakat Musik Sastra). Dipilihnya lingkungan kampus sebagai tempat ajang launching karena Maka.zine membidik kaum muda, khususnya mahasiswa, sebagai target pengenalan majalah. Kampus Sastra Unpad, selain memiliki tempat yang representative (Blue Stage), dijadikan sebagai tempat digelarnya acara karena merupakan salah satu magnet kuat yang mampu menyedot orang-orang kreatif dan apresiatif dari Jatinangor mau pun Bandung.     
Maka sore itu pun acara dimulai. Berkonsepkan perhelatan musik, acara diawali dengan digelarnya talkshow mengenai Maka.zine. Setelah sambutan dari sana sini, Editor in Chief Maka.zine menggelar talkshow dan berbicara ini itu seputar majalah. Obrolan terasa ringan dan lumer dengan komunikasi yang interaktif dari pengunjung dan undangan yang hadir. Sore itu penonton pun bergemuruh tanda applause setelah disudahinya talkshow: saatnya bergoyang.
                Meski sempat tersendat hujan menjelang petang, tapi hal tersebut tidak banyak berarti dalam hal membubarkan penonton yang sudah manteng dari awal jalannya acara. Barulah setelah magrib usai,  bersamaan dengan redanya rinai hujan, suasana semakin hangat dengan musik-musik, mulai dari yang mengalun sampai yang menghentak, yang disuguhkan oleh 15 band lokal dari tuan rumah, kota kembang, dan ibu kota. Penonton semakin tambah berdatangan. Tribun di depan panggung pun kian sesak.
                Beberapa pengisi musik yang memeriahkan acara di antaranya adalah The Tripper, yang berhasil mengajak penonton untuk bernyanyi bersama melantunkan lagu-lagu dari The Beatles. Brother Live Together yang membuat siapa pun yang hadir saat itu akan dipaksa untuk bergoyang oleh hentakan musik ska/reagge mereka yang terlalu sayang untuk disudahi. Lalu ada Autism of Blues, duo autis yang berhasil mengubah blues minimalis menjadi kompleks oleh warna vokal dan melodinya yang benar-benar di luar kendali siapa pun; dahsyat.  Kemudian Deu Galih, sang solois yang menjadi penghias rubrik sosok di edisi perdana ini telah membuat penonton tercenung menganga, terhanyut oleh vokal ballad-treblenya yang menyenandungkan lirik-lirik putis yang mengiris ulu hati. Terakhir, The Tohtor menyempurnakan malam yang telah larut dengan lagu-lagu The Doors yang mereka bawakan, sounds like a real Morrison! Semuanya dibuat merinding ke alam psychedelic. “And when the music over, turn off the lights …”
                Acara pun berakhir. Penonton pulang dengan obrolan yang riuh dan jabat tangan sana-sini. Setelah semuanya benar-benar usai, barulah diketahui bahwa Maka.zine ternyata telah kehabisan 350 keping CD (Maka.zine format PDF) yang sepanjang acara dibagikan secara gratis kepada pengunjung. Bravo!(Aif

1 comment: