http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/ http://makazine.blogspot.com/

5/16/12

"WE MUST BE BACK!!!!!"



6/22/11

EXPERIENCING THE WARMING-UP SESSION OF MAKA! NEXT ISSUE, PSYCHEDELIC.


Untitle For September by Lutfi D.

Persiapan meninggalkan batas sudah di depan mata. Kembali berpijak pada tanah sudah bukan lagi menjadi kemungkinan. Semua damai semua indah semu yang berputar di lingkaran yang sama. vacancies should be abandoned.
Tidak perlu ada selisih pendapat ketika membicarakan mengenai psikotropika. trip leaves the body toward the wall without mirrors. Generasi kecenderungan yang menetapkan posisi pada candu tawa candu warna dan euforia yang mirip rasa dengan cinta.
Generasi kecenderungan ada di titik ini. Kadang bersandar itu memang hal yang paling nikmat. Mengibaratkan dinding adalah  pasir-pasir samudera Hindia, Molusca-molusca muda bertegur sapa menutupi luka. Ketika ketiak sudah lama tidak basah, bibir selalu renyah berhias gigi kering yang menguning, dan mata yang selalu merah berdiri di atas poros tercepat dunia.
Dunia dibagi menjadi adab dan abad.  Tidak penting untuk dibicarakan. Dunia selalu luas ketika ada yang dititipkan pada ruang dan waktu yang sempit. Semacam  pesan imajiner dimensi multikepala.
Sulit memang membicarakan mata yang sudah  melewati tahap silinder. Bahkan secangkir gelas kopi yang dilewati pola geometri untuk layak disebut sebagai bangunan lima dimensi pun masih kurang begitu menarik.
Tidak perlu disebutkan ada berapa keajaiban dunia. Menara Pisa yang katanya sengaja dibuat miring ketika mulai lahir kejemuan simetris pandangan linear untuk persepsi yang hanya lurus satu arah.
Atensi publik hanya tertawa-tawa saja sama seperti generasi kecenderungan yang menertawai publik seolah tiada kata yang lebih indah dan lebih baik selain tertawa. Akhirnya saling yang paling wajar adalah saling menertawakan.
Dahulu kala aku dan kamu sama-sama telur, mungkin sepiring nasi ditambah jamur yang membuat semua ini menjadi ada. Manusia dibagi menjadi kita dan mereka. Kami dan kalian. Keduanya saling melucu dengan canda, cara, dan muatannya masing-masing. Batas waras dan tidak waras tidak bisa dipandang begitu saja dengan cara sadar atau tidak sadar.
Yang terbang dan yang menginjak Bumi. Anak-anak peradaban membagi dirinya sendiri. Amoeba, masa lalu yang paling nyata untuk pelajaran semudah ini. Dilihat dari sudut pandang yang paling tinggi, yang pernah tahu tinggi akan terbentur oleh suatu batas yang hampir mirip dengan surga namun agak sedikit terasa sakit rasanya. Dari atas, semua bisa disaksikan sambil tertawa bahkan sampai menangis, betapa ketidaksadaran menemui kesadaran baru dalam kecepatan nalar yang entah, hingga dunia yang berdiri di permukaan tanah terlihat begitu detil begitu lambat.

Kata mereka yang pandai berfilsafat, “kecepatan pikiran bisa menyamai bahkan melampaui kecepatan cahaya”. Mengadopsi perkataan itu, “Bagaimana  bisa dinikmati semua gerak terburu-buru keseriusan dari sekumpulan aktor yang katanya hendak memperbaiki masa depan”, ketus generasi kecenderungan sambil tertawa-tawa di atas awan.
Yang terburu-buru terlihat begitu lambat dalam pandang generasi kecenderungan yang hanya diam. Pikiran merekam semua kejadian dalam kecepatan yang lupa batas. Hingga lupa bahwa tubuh sudah lama tidak diikutsertakan .
Ada semacam kekecewaan pada dunia, hingga apatisme tanpa berbuat apapun menjadi varietas candu yang sedikit banyak melahirkan ketergantungan karena keindahannya.
“Teman, saatnya kita pulang, kita turun dari awan karena sebentar lagi kita akan menjelma menjadi hujan.”
Euforia sudah menemui batasnya. Dunia yang kita anggap gila sama gilanya dengan kita yang hanya bisa tertawa. Tertawa menganggap diri ini yang paling sadar. Menemui sekeping uang logam di depan mata, teringat kisah lapar yang kadang dilupa-lupakan. Sepiring nasi yang menggerakan semua bahkan sempat kita tinggalkan.
Di titik lelah ini, bahkan untuk tertawa pun tidak memihak kepada siapapun dan apapun. Menjadi pencapaian candu  yang harus ditinggalkan.
Wajah sudah lima dimensi di mata kaca. Hidup lebur dengan tidak waktu dan tidak ruang. Tidak luar dan tidak dalam. Tidak diam dan tidak gerak. Merasa kehilangan diri ketika takut untuk kembali. Bukan takut pada ketinggian, tapi kesebalikan dari itu. Lupa bagaimana cara untuk turun dan kembali menginjak tanah dunia.
X pangkat 0 sama dengan satu. Sendirian dan kesepian. Siapapun bahkan hewan sekalipun pasti akan sama jawabannya.
“Siapa yang paling Esa?”
Saatnya pulang ketika diri merasa sebagai Tuhan. Menemui titik rapuh sisi sepi diri sendiri. Sendiri. Sendiri. Sendiri. Tidak ditemui dan tidak menemui.

6/11/11

MAKA! OPPORTUNITIES

maka! currently has positions available for energetic and ambitious individuals looking to gain experience in editorial, marketing, and promotion. We are recruiting individuals who have strong communication and organizational skills combined with a passion for cultural activities in music, art, and fashion. If you would like to receive more information about the opportunities we offer, please send first your resume/presskit to a relevant contact here, redaksi.maka.zine@gmail.com / makalien1@gmail.com.

OUR INFLUENTIAL YES PUBLISHER
 MAGAZINE & ZINE

6/9/11

WE THOUGHT WE WERE BORED OF SEEING THE SAME OLD SUBMISSION

Our buddies at MAKA! make it their next mission to report an interesting stuff happening in the world of non-boring photography, new wave fiction, and any others new discoveries in crispy artwork. So, this is the time for you, as individual photographer, writer, illustrator or designer, to reveal all the most advance trends in the stage of independence media. We immediately cover your bunch of stuffs into a ZINE, The MAKA! ZINE, as long it dedicated to challenge our cultural paradigm. It is an ideal place which provides sort of coverage for you because we showcase them in a pretty black and white paper sheet in an edition of a hundred as a platform. Be sure that we’re always providing an exclusive participation for you.
For more information or to submit your work, please find a relevant contact here
(redaksi.maka.zine@gmail.com / Yandre Medisa, +6285 7203 09088)

OUR INFLUENTIAL YES PUBLISHER
MAGAZINE & ZINE

5/28/11

maka! #5


maka! #5, We (Al)ready Die and We Are Fucking Angry - Photo Issue

5/26/11

DISKUSI BUKU & FILM


 

Dinas Pendidikan Pelatihan Bahasa, Riset dan Teknologi Wahana Wyata Praja IPDN, Penerbit Gramedia, Komunitas LayarKita dan Perpustakaan Batu Api kerja bareng mengadakan diskusi buku berjudul CERITALAH INDONESIA (ditulis oleh Karim Raslan). KARIM RASLAN adalah penulis terpenting Malaysia saat ini yang banyak menulis cerpen dan esei menarik dan simpatik tentang negerinya dan negeri kita - Indonesia. Beliau akan berbicara berdampingan bersama Prof. Dr. Sadu Wasistiono Ms. dari IPDN, pada hari Sabtu 28 Mei 2011 mulai pukul 10.00 di Balairung Jendral Rudini Kampus IPDN Jatinangor-Sumedang. Dalam bincang-bincang tidak serius tetapi perlu dan menarik tersebut akan disampaikan banyak hal menarik mengenai hubungan kedua negara, tentang Gus Dur, Ambalat, perbedaan melihat sejarah, dll. Terkait dengan acara di atas, acara akan berlanjut dengan pemutaran dan diskusi film THE STORY OF QIU JU (1992) pada pukul 13.00 - selesai. Film yang memotret dan menilai birokrasi dengan cara yang unik ini akan dibahas oleh RONNY P. TJANDRA & E. PYE SIREGAR. Gratis, terbuka untuk umum dan banyak doorprize dari Penerbit Gramedia, Kanisius, Museum Asia-Afrika, Jive Collection!!!

Media Partner

5/25/11

Bincang-bincang Perihal Buku dan Film; Sejarah Anak Muda RETRO, OLD SCHOOL 1970an


 

Himpunan Mahasiswa Jurusan Aqidah Filsafat UIN Sunan Gunung Djati, Penerbit Gramedia, Komunitas LayarKita dan Perpustakaan Batu Api kerja bareng mengadakan acara tidak biasa, yakni Obrolan membahas buku berjudul BLUES MERBABU  (karya Gitanyali-nama samaran) bersama Remy Sylado dan Bambang Q. Anees, Kamis 26 Mei 1011 mulai pukul 14.00 di Aula UIN Sunan Gunung Djati – Cibiru Bandung. Dalam bincang-bincang menarik tersebut akan dibahas terutama berkaitan dengan setting novel tersebut yakni gaya hidup remaja di tahun 1970an (gaya hidup bohemian, ugal-ugalan, freesex, keterkaitan dengan rock n’roll, dsb.) dalam semangat zaman yang penuh dinamika serta dikisahkan oleh seorang pelaku sejarah langsung yang banyak terlibat dalam pergulatan kegiatan dan pengusung gerakan kultur pop di tahun-tahun tersebut: REMY SYLADO. Terkait dengan acara di atas, acara akan berlanjut dengan pemutaran dan diskusi film ALI TOPAN ANAK JALANAN (1977) pada pukul 19.00 - selesai. Film terlaris tahun 1970an ini akan dibahas oleh JON KASTELLA, FIDEL ADHYANTA & ROSIHAN FAHMI. Tema yang diangkat di sini adalah : SEBRENGSEK APA REMAJA DI TAHUN 1970AN? Gratis, terbuka untuk umum dan banyak doorprize dari Penerbit Gramedia, Kanisius, Museum Asia-Afrika, Jive Collection dan (audio) musik popular Indonesia (Blues_Rock) yang langka era 1970an dari Perpustakaan Batu Api.

Media Partner


5/21/11

Diskusi Jurnalisme Musik JAKARTABEAT.NET, Kerja Bareng KMF dan Perpustakaan Batu Api, Kamis 19 Mei 2011 di Gedung 2 lantai 3 Kampus Fikom Unpad

On a balmy happy afternoon...
Dia memberikan sebuah pukulan bergairah di pantatku. Ada apa ini? aku, binatang pra-sejarah yang hidup di zaman ultramodern, yang lehernya panjang, matanya mungil, telinganya juga berupa lubang berlendir, kecil, tak mempunyai kelengkapan tekhnologi untuk menangkap frekuensi suara terkecuali yang datang dari nyanyian para betinanya di musim kawin.


“Jurnalisme musik harus membekali dirinya dengan teori-teori kritik, teori-teori sosial. Musik tanpa kritik itu iklan! Yang terpenting adalah perspektif kita dalam menganalisis suatu konteks sosial. Kita harus banyak baca-bacaan berat untuk dapat membaca musik sebagai teks kajian budaya. Semua kajian budaya itu dapat dianalisis jika kita punya perspektif, punya bacaan”, kecam salah seorang pembicara diskusi Jurnalisme Musik di kampus Fikom, Unpad Jatinangor, pada tanggal 19 Mei 2011.
Let me guess... You have been reading Baudrillard? atau Yasraf?
How you can say that? What about me, a melophobia due to my neuro-physiological condition. A Melophobia, a fear of all the compact-disc prices, downloading overcompression music files and sharing it quite fast... All the illegal files that pirating music.
Aku bermata mungil, mata mungil yang hanya bisa memfokuskan diri pada sedikit kajian daun budaya yang aku suka saja hijau getahnya. Sama sekali tidak sesuai dengan yang disebutkan pembicara di atas dipercayai bisa membuat mata spesiesku melek menelisik rimbunan kajian milyaran dedaunan budaya hutan musik kreatif dunia.
You just looks like the coolest protectionist dude who gives a lesson to be an character analyst in grand education system.
Aku juga bertelinga mungil, semakin berlendir saat aku bisa mendengar anak muda mana yang tidak terlalu memperhatikan namun sangat tega memberi lekukan dalam rabaan kasarnya pada politik budaya. Leherku yang lentur dan panjang menolak bahkan terus berevolusi untuk menutup dirinya dalam ortodoksi.
- I think, it just your excitement abyss. You just can't deny a vast pyramid scheme near in the corner.
Penilaian akan kreativitas dalam musik sangat diserahkannya pada perspektif pengarang-pengarang perspektif cultural studies keren abiss.
- It’s good to be more relax, my friend.
Crisis averted... 
 

Deu Galih menyerang balik semua pemikiran elitis dengan ketengilannya. Dia adalah seorang musisi yang mengkonfirmasi bahwa musik itu terus membangun tumpukan-tumpukan perubahan; penambahan informasi-informasi, perbedaan-perbedaan kontras, hanya atas dasar kesenangan. Mereka terus bergerak cepat. You can’t catch-up!
Ray Charles yang gusar ditanyai tentang bagaimana meletakkan diri dan karya-karya musikalitasnya berdasarkan etiket para kritikus dan peng-review musik pun, kembali tenang...
Video concert Talking Heads 1984 menutup sesi pertama acara kerja bareng KMF Unpad bersama Perpustakaan Batu Api dengan sempurna, walaupun tanpa banyak perhatian audiens padanya. Once again... How can I give a short guide to reader and writer’s to reading and writing about music?
Semangat untuk menggambarkan satu persatu dan kemudian menamai kemampuan musikalitas, berakhir. Obviously, its because DEU GALIH and ‘STOP MAKING SENSE by TALKING HEADS 1984” broke the spell (Thanks to Batu Api, that movie really moves me. It can still bring most of my eclectic favorites moves into one excellent performance). It should be the final frontier for the misused of music criticism.

 
At the end, music is still about a strong personality and it was a good afternoon.
(Next Perpustakaan Batu Api Event, Kamis 26 Mei 2011, jam 14.00 di Aula UIN SGD Cibiru, Bandung; sepertinya berbentuk diskusi lagi, “Gaya hidup Bohemian, ugal-uagalan, kultur pop, freesex dan semangat zaman 70an seperti yang tergambar dalam novel Sastra Indonesia terheboh, BLUES MERBABU (Gitanyali) yang akan diungkap oleh sang maestro REMY SYLADO secara blak-blakan. [YM]

5/18/11

maka! NEXT ISSUE


Sekarang nasib Langit dan Bumi sudah ditetapkan;
Parit dan saluran sudah mendapatkan aliran yang benar;
Tepian Tigris dan Eufrat sudah mendapatkan bentuknya;
Apa lagi yang akan kita lakukan?
Apa lagi yang akan kita ciptakan?

Oh Anunaki, dewa langit yang Agung, apa lagi yang akan kita lakukan?

___ Cerita Assyria, 800 SM ___

Ada banyak lembah di pegunungan otak, lipatan-lipatan yang meningkatkan luas permukaan Cerebral Cortex untuk penyimpanan informasi dalam tengkorak yang ukurannya terbatas. Neurokimia otak sangatlah sibuk, rangkaian mesin yang jauh lebih ajaib dari yang pernah diciptakan manusia. tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kegiatan itu tidak lebih dari pada 10 kuadrat 14 hubungan-hubungan neuron yang membangun arsitektur kesadaran yang indah. Dunia pemikiran secara garis besar terbagi menjadi dua bagian. Bagian kanan Cerebral Cortex berfungsi dalam hal pengenalan pola, intuisi, kepekaan, dan wawasan kereatif. Belahan otak kiri berhubungan dengan pemikiran analitis, rasional, dan kritis. Kedua hal ini adalah kekuatan ganda, dua pokok berlawanan yang menicirikan pemikiran manusia.
Secara bersama-sama kedua bagian ini memberikan cara untuk memperoleh gagasan dan menguji kesahihannya. Dialog yang berlangsung terus-menerus berlangsung di antara dua belahan ini dihubungkan oleh seberkas urat syaraf yaitu Corpus Callosum. Corpus Callosum adalah jembatan antara kreativitas dan analisis, dua hal yang amat penting dalam memahami dunia.     

____ Carl Sagan_____

Belum ada yang mampu memprediksikan sejauh mana efeknya bila jembatan urat syaraf -Corpus Callosum-, penghubung dua buah dunia hingga mencirikan cara otak manusia bekerja tiba-tiba terputus. Masih adakah pola yang berjalan sesuai dengan skema antara kedua fungsi analisis dan intuitif pada otak manusia? Cerebral Cortex menangkap semua persepsi inderawi dunia di luar diri manusia sebagai semesta penuh nama dan simbol-simbol imagis. 

Menatap langit bukan lagi sebagai langit, mendengarkan aliran sungai bukan lagi sebagai aliran sungai, memandangi pepohonan bukan lagi sebagai pepohon, bahkan ketika berkaca memandangi diri sendiri bukan lagi sebagai diri sendiri. Pola yang acak melahirkan dimensi yang terkesan buram antara kerja rasional otak kiri dan intuisi pada otak kanan. Bahkan mungkin bisa melahirkan pola yang baru dari terputusnya sebuah jembatan penghubung yang terdiri dari jutaan serabut-serabut syaraf Corpus Callosum di dalam kepala. Bila sudah seperti ini terpejamlah dunia persepsi yang penuh lautan simbol konvensional yang dahulunya dikenal dalam batasan penamaan material.

Selamat datang dimensi takterduga, mungkin dahulunya kita pernah saling bertegur sapa. Entah di dalam rahim ibu, entah pula ketika berada di surga. Tidak ada lagi rahasia antara kita berdua, karena mungkin kita berasal dari Dzat Yang Sama. [Redaksi maka! Zine]

4/6/11

Alice - Unleashed Beast Roneo Cafe | Jumat, 25 Maret 2011|

Hujan tanggung ikut memerdukan selebrasi horehoreasyik launching album baru Alice, Konsorsium Humaniora, album harkor yang cukup FISIP jika boleh kami katakan begitu. Kebuasan benar-benar terlepas dari talinya pada malam Jumat kudus Waktu Indonesia Beast.

Datang terlambat kami sempatkan dulu bersalam sapa dengan handai taulan yang ikut hadir dalam hajatan kecil ini. Kebingungan terjadi saat kami memasuki Roneo Cafe karena yang terlihat  kerumunan orang duduk teratur menikmati makanan dan minumannya masing-masing. Pesta buas ternyata berlangsung di gudang bawah tanah tepat di bawah kerumunan orang bersantap tadi!

Penampil pertama, Caravan of Anaconda tampil baik dan banyak berinteraksi dengan para majelis hitam di setiap jedah lagunya. Sepuluh menit  dari Caravan of Anaconda dan celoteh tidak jelas Tarigan dari Inspirational Joni sudah cukup membuat ruang bawah tanah berlampukan 5 watt yang pengap menjadi penuh dengan spirit hitam yang dibalut dalam kebrutalan. Billfold, band hardcore tampil sangat cantik dengan vokalis perempuannya yang memang cantik pada malam itu dengan beberapa lagu milik sendiri dan lagu cover dari band lain.

Ramai penonton dengan celoteh tidak jelas menjadi hening dan khidmat saat Vrosk bermain. Band down tempo ini bermain cukup rapih dan berhasil memukau penonton selama hampir lima belas menit. Visual screen yang menampilkan Klu Klux Klan dan gambaran semesta “Reality is Awesome” menambah daya tarik Vrosk dengan lirik “Hanya Dia dan Tuhan yang Tahu”. Vrosk adalah band paling serius dan berkonsep yang tampil dalam acara ini.

Vrosk

Vrosk

Riot still marched on! Tanpa basabasi panjang, Hellbeyond, band project dari beberapa anak-anak dari Outright,  melanjutkan pestapora kebrutalan dalam balutan negative hardcore-nya. Crowd ber-sing a long sambil bermoshing ria malam itu. Rajasinga yang tampil sebagai pembicara setelah hellbeyond tampil mengesankan dengan beberapa lagu grindcore mereka. Raw raw raw!

Rajasinga
Rajasinga


Acara ditutup dengan penampilan Alice dengan lagu-lagunya dari album Konsorsium Humaniora serta beberapa lagu cover dari band lain. Alice membuka penampilannya pada malam itu dengan repertoar yang cukup malu-malu. Kata “respect” berulang kali keluar dari mulut mereka dan penonton. Bermain all out dan powerful mereka suguhkan kepada hardcore kids dan headbangers yang datang pada malam itu. Crowd membalasnya dengan teriakan keras dan semakin keras. Bermoshing ria dan bernyanyi bersama di sisa pertunjukkan “Unleashed Beast” Kami bersyukur sekali menjadi drunken witness pada malam itu. Puas! [NK]


Alice
Alice
Teman-teman Maka!